November 03, 2015

Ultrabook Impian 2: ASUSPRO Advanced BU401LA

Masih tentang pencarian laptop impian saya, tulisan ini merupakan lanjutan dari artikel saya sebelumnya :

Di zaman sekarang ini rasanya brainwash entrepreneurship kian menjamur di berbagai kalangan. Kini banyak anak muda yang ingin menjadi seorang pengusaha, at least meskipun baru impian tapi dikepala sudah merencanakan berbagai hal. Termasuk kemungkinan adanya kendala-kendala yang harus dihadapi..

 Oh ya, seorang pebisnis agar bekerja dengan prima juga harus memiliki perangkat-perangkat yang mendukung kinerjanya dengan baik. Misalnya transportasi, alat komunikasi, internet dan laptop. Memilih jenis laptop yang sesuai untuk pebisnis saya kira cukup penting. Karena dengan performa yang prima diharapkan bisnis yang dijalankan pun ikut berkembang dengan baik.

Bicara tentang memilih laptop. Asus mengeluarkan ultrabook yang sangat cocok untuk kalangan pebisnis maupun pekerja pemerintahan, yakni notebook ASUSPRO Advanced BU401LADari sisi desain, meski ultra tipis dan ultra ringan, ultrabook kelas professional ini juga memiliki konektivitas input-output yang lengkap sehingga sesuai bagi pebisnis yang sering presentasi dengan client. Selain itu, keyboard ASUSPRO Advanced BU401LA juga didesain agar lebih nyaman digunakan untuk bekerja. Touchpad lebar yang tersedia juga menawarkan tingkat presisi yang tinggi terhadap sentuhan


Yang tidak kalah penting adalah notebook ini sudah menggunakan panel layar beresolusi Full HD jenis anti glare. ASUS menggunakan layar jenis anti-glare pada notebook, sehingga tidak silau dan mata tidak lekas lelah. Dan demi kenyamanan lebih saat bekerja pada lingkungan sistem operasi Windows 8 yang bisa diupgrade ke Windows 10.


ASUSPRO Advanced BU401LG berharga mulai dari 17 juta an. Dengan garansi global selama 3 tahun, rasanya cukup memberikan rasa aman bagi kita. Ultrabook ini hanya memiliki satu warna yakni Dark Grey. Processor yang cukup baik tersemat di dalam notebook ini, yakni Intel® Core™ i5-4210U Processor (3M Cache, 1.60 GHz, up to 2.60 GHz). LCD type berjenis anti glare.


Bagi yang suka ber web cam ria pada notebook ini terdapat HD web camera. Fitur finger print pun tersedia pada notebook ini. Hmm dari penjelasan tersebut memang menarik sekali spesifikasi ASUSPRO Advanced BU401LA ini. Cocok bagi yang mobile namun membutuh laptop tangguh. Pertanyaannya, kapan saya bisa beli ultrabook ini?? T.T

Ultrabook Impian 1: ASUSPRO Advanced BU201

Sedikit kesal saya melihat notebook saya yang nangkring di atas kasur. Notebook ini meskipun super lelet, tapi tetap harus disyukuri karena apa daya Laptop yang biasa saya pakai sudah saya balikin ke kantor lama. Hmm… Apa yang hilang memang tidak perlu diingat-ingat kembali. Tapii… rasanya pengen deh punya laptop yang tahan banting dan produktif kayak gitu lagi, habis udah kebiasaan.

Waktu masih di ‘The Blue’ sih laptopnya super duper deh. Mau nyala kepanasan sampe sebulan, mau ditekuk sampe datar, atau mau jatuh-jatuh pun amaan. Secara sering dibawa ke lapangan gituh.

Denger-denger ASUS mengeluarkan ultrabook yang berstandard militer semacam ini. Ultrabook yang didesain untuk kalangan pebisnis produktif  tersebut bernama ASUSPRO Advanced BU201. Bentuknya tipis, ringan, dan tangguh.
Ultrabook ini memiliki material UD Carbon Fiber memberikan keamanan ekstra pada bodi ultrabook ini. Kemudian yang penting, performa dan daya tahannya pun tidak perlu berkompromi, karena notebook ini telah melalui berbagai pengujian ekstrim standar militer US MIL-STD 810G. Wih, keren juga ya. Seperti apa tes nya?

Dilansir dari web resminya, ASUSPRO BU201 ini telah melalui serangkaian pengujian ekstrim standar militer US termasuk tes jatuh dengan ketinggian dua kali lipat daripada notebook standar. Pengujian tekanan 20% lebih kuat untuk daya tahan, serta tambahan 20,000 kali pengujian engsel yang ketat dibandingkan pada notebook standar juga dilakukan.

Oh ya, katanya ultrabook ini juga dilengkapi dengan teknologi anti guncangan. Termasuk perangkat lunak berupa Sensor Accelerometer Digital 3D yang secara cerdas dapat memprediksi dampak tiba-tiba dan secara otomatis mengambil tindakan yang dapat meminimalisir resiko kerusakan pada hard disk.
Haha, udah kayak si TeleScope aja punya accelerometer buat deteksi inklinasi wellbore. Tapi gimana sistemnya ya? Kalau Accelerometer di Telescope sih memanfaatkan percepatan gravitasi buat mengetahui kemiringan sumur bor.

Yang penting juga, notebook ini juga dilengkapi dengan logam khusus berupa kumpulan pengganjal di sekitar hard disk yang berfungsi untuk memperkuat perlindungan terhadap hard disk. Ada juga dengan material berupa bantalan keras yang mampu menyerap benturan, sehingga data yang tersimpan di dalam hard disk akan tetap aman meskipun notebook terjatuh atau bertabrakan dengan permukaan lain.

Hemm.. menarik sekali ya sepertinya, canggih dan produktif. Tapi kelemahannya mungkin di harganya karena bagi kantong saya sih cukup mahal.. :P






September 16, 2015

Finding The God #5: Tangis

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan saya sebelumnya:Finding The God #4: Mengenal Tauhid

Sebelum masuk Daarut Tauhid, saya tidak pernah benar-benar menyukai ceramah Aa Gym. Di Masjid Daarut Tauhid inilah baru saya mendengarkan dan ternyata ceramahnya penting sekali untuk fondasi hidup.

Pict: Pada kertas tsb terdapat Gambar Kuburan dengan nama kami diatasnya. Kami diminta menuliskan ketika meninggal siapa yang akan datang ke pemakaman dan amal apa yang sudah kita perbuat. Tak ada yang benar-benar bisa saya tulis...


Ketika mengesakan Allah, tak boleh ada sesuatu yang terlalu mendominasi hati selain Allah. Baik itu harta, pasangan, hobi, atau apapun itu. Semua hanya ujian.

Sibuk dengan dunia tanpa mengingat Allah dalam hati, pasti ketenangannya berkurang. Padahal setiap saat Allah ingat kepada kita. Sepantasnya kita setiap saat juga selalu mengingat Allah (dengan dzikir).

Tak perlu kita terlihat hebat dan istimewa di mata manusia, cukup di mata Allah. Tak perlu terkenal di mata manusia, lebih baik terkenal diantara malaikat penduduk langit. Tak perlu mengharap balasan dari manusia, cukup balasan dari Allah. Semua urusan mudah karena dibuat mudah oleh Allah. Ridhla Allah yang harus dikejar. Lakukan hanya hal-hal yang disukai Allah.

Hati pun harus dijaga. Karena akan diminta pertanggungjawabannya. Sekecilnya penyakit hati akan membuat hidup tidak tenang dan menghalangi ke surga. Kami sering dibuat menangis oleh ustadz-ustadz disini. Membersihkan hati memang harus diawali dengan mengingat dosa dan tangis adalah buktinya.
Pict: Renungan

Itulah sekelumit pelajaran yang saya petik dari Daarut Tauhid, materi tauhid saya dapatkan berulang-ulang selama 30 hari hingga seperti me-brainwashed saya dan teman-teman. Semuanya menancap kuat dan mengakar di Qolbu kami. Namun, Tauhid harus di re-charge terus, karena ketika kembali ke kehidupan riil tidak semudah itu untuk selalu mengingatnya.. .
:))

August 26, 2015

Finding The God #4: Mengenal Tauhid


Tulisan ini merupakan lanjutan dari artikel saya sebelumnya: Finding The God #3: The Waterfall

Mulailah kami pada keseharian menjadi seorang santri. Kami mendapatkan banyak pelajaran mulai dari fiqih, akidah, tauhid, tadjwid, dll. Setiap hari kami bangun jam 3 untuk sholat tahajud. Kami pun diwajibkan sholat 5 waktu di masjid, untuk melatih kebiasaan. Oh ya, tak lupa setiap hari kami jajan karena buanyaknya jajanan lezat di Daarut Tauhid. hehee

Di kelas, terdapat hijab yang memisahkan antara ikhwan dan akhwat. Salah satu yang saya acungi jempol dari Daarut Tauhid adalah kemampuannya membuat para santri menjadi Gadhul Bashar atau menjaga pandangan. Entah kenapa nasehat yang diberikan oleh ustad seperti terserap benar dalam kepala kami. Di lingkungan Daarut Tauhid yang sebesar itu belum pernah saya melihat ada akhwat dan ikhwan berduaan, ngobrol berdua pun jarang sekali. Berpapasan pasti nunduk. Kalau ada yang penting bicara seperlunya. Di kalangan rohis SMA atau di aktivis dakwah kampus teralim sekalipun tidak se high-class ini gadhul basharnya saya kira. Luar biasa.

Pict: Bersama Aa Gym 

Teman-teman seangkatan memiliki kisah tersendiri mengapa mereka bisa sampai ke program DQ ini. Mulai dari yang baru mualaf hingga yang hijrah dari dunia entertainment negatif pun
ada. Inti dari semuanya sama. Ingin berhijrah, ingin menemukan sesuatu yang terasa hilang dalam qolbu.

Orang kota sering mencari hiburan dengan karaokean atau hangout di mall-mall. Seketika itu memang terasa menyenangkan. Tapi sesudah hiburan itu selesai ya sudah, nanti butuh hiburan lagi. Itu wajar sih. Tapi ternyata bukan begitu caranya menghibur qolbu. Ustad-ustad di sini penghasilannya biasa saja dan tidak pernah karaokean, tapi lihatlah wajah-wajah mereka. Tak perlu hiburan pun jiwanya sudah penuh dengan kebahagiaan.

Itu semua dikarenakan tauhid mereka sudah tinggi....Mereka tahu betul untuk apa hidup didunia ini. seperti apa tauhid yang diajarkan disini??
to be continued...


August 10, 2015

Finding The God #3: The Waterfall


Melanjutkan tulisan sebelumnya pada artikel: Finding The God #2: Surprise

Akhirnya saya bertemu dengan teman-teman seangkatan pada program Dauroh Qolbiyah. Usianya antara 20 sampai 34 tahun. Total ikhwan dan akhwat berjumlah 32 orang. Dan sampailah kami pada orientasi lapangan.

Awalnya saya heran, untuk apa sih pesantren pakai orientasi segala. Itu kan kuno sekali dan sedikit manfaatnya. Tapi ternyata ospek disini berbeda. Saya masih ingat kami berjalan menuju daerah berbukit. Sepanjang jalan kami disuruh dzikir setiap saat dalam hati. Karena semesta alam pun berdzikir bagaimana kita sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna tidak melakukanya?

Akhirnya rombongan tiba di sungai. Kami disuruh rapling menuruni sungai. Saya takjub melihat mbak-mbak akhwat pemandu walaupun berbaju besar pada lincah bergerak di bebatuan yang licin dan rapling dengan gesitnya.

Kemudian kami tiba di air terjun yang cukup tinggi dan deras sekali airnya. Berderum keras suaranya. Masing-masing dari kami menjadi ciut. Kami disuruh melalui (melingkari) air terjun itu dengan bantuan tali (bagi yang akhwat). Ini tidak semudah kelihatannya.

Biasanya yang ditakutkan dari ospek adalah ketika dibentak-bentak dan dihukum karena kesalahan. Disini berbeda, disini kami dibuat takut dan hilang nyali, takut nyawa melayang atau kenapa-kenapa. Namun mau tidak mau kami harus melakukannya. Disitulah kalimat ALLAHUAKBAR yang membahana keluar dari setiap mulut hingga bergetar kerongkongan. Cuma Allah yang bisa kita mintai pertolongan disetiap kesulitan. Itu inti yang ditekankan disini. Hati ini benar-benar mencari Allah.

Awalnya saya kira mudah. Toh ada tali ini. Kesombongan hati kecil saya terbaca oleh Allah.  Air terjun yang mengucur dari atas terasa sakit mengenai kepala dan karena banyaknya air saya kesulitan menemukan udara untuk bernafas. Baru beberapa langkah saya merasakan sungai semakin dalam dan air semakin menikam dari atas. Saya terus menarik tali tambang agar cepat sampai ke tengah putaran pertama. Semakin lama saya benar-benar tenggelam. Saya ketakutan. Arus yang deras dan berarah memutar menyebabkan orang yang bisa berenang sekalipun tak akan berkutik. Akhirnya saya berhasil sampai ke setengah putaran pertama walaupun dengan terengah-engah. Setengah putaran selanjutnya berhasil saya lalui juga. Banyak teman-teman akhwat yang awalnya menangis tidak mau ikut tapi dipaksa, "Kamu yakin punya Allah??KENAPA TAKUT?!"

Pict: Melalui tantangan air terjun :)

Ini hanya melatih keyakinan kita bahwa kita manusia yang kerdil. Kita tak mempunyai kekuatan apa-apa kalau bukan Allah yang berkehendak memberikannya.

Itulah sekelumit kisah orientasi saya....tidak muat kalau semua diceritakan disini.. :3

July 03, 2015

Finding the God #2: Surprise

Ini adalah tulisan lanjutan dari posting saya sebelum nya Finding The God #1: Arrival,


Malam semakin larut, seorang mudaritsah (seperti kakak pemandu) mengantar saya ke dalam muslimah center. 

"Nanti tidurnya disini ya, bareng - bareng" katanya. Ruangan itu cukup besar, beralaskan karpet hijau dan terdapat lemari-lemari kecil berjajar. Ternyata kami harus tidur disatu ruangan berisikan sekitar 30 orang. Wow, saya belum pernah berbagi kamar dengan segitu banyaknya orang. Terbayang nanti pasti nggak nyaman. 

Lalu beliau membuka koper saya untuk memilah-milah baju. 
"Wah, baju kamu semuanya nggak lolos" 
Apa? lolos apa?? saya pun sedikit bingung. Ternyata selama di pesantren kami harus memakai baju yang benar-benar syar'i. Gamis hitam panjang, jilbab putih besar, lengkap dengan kaos tangan, kaos kaki, daleman jilbab dll. Jadi terpaksa saya beli hampir semua baju-baju saya on the spot. Sedih juga melihat dompet, tapi nggak apa lah. Ikhlas. Karena memang sebelumnya saya nggak punya gamis, cuma punya rok sedikit. Sisanya celana jeans. 

Lalu kakak mudaritsah bertanya kepada saya,
"Nomer pentingnya sudah dicatat? hapenya saya sita ya" Jederr. Saya nggak tau kalau hp bakal disita. Saya datang ke sini memang dadakan dan nggak tau banyak info. Alhasil saya pun mencatat dan menghubungi orang-orang dekat  bahwa saya tidak akan bisa dihubungi selama sebulan kedepan.

Program Dauroh Qolbiyah (DQ) yang saya ikuti sebenarnya sudah dimulai. Saya telat 2 hari. Santri DQ lain sedang menjalankan program orientasi katanya. Asiknya saya hanya akan kebagian 2 hari orientasi ke depan hihii.. Itu pun juga surprise, Pesantren ospeknya seperti apa ya? ahh.. tapi di geologi saya sudah makan asam garam per ospekan, kayaknya nggak akan ada yang lebih dari itu. Dulu di geologi ospeknya saja 9 bulan. Kurang apa coba? Tahun pertama kuliah teman angkatan pada rata-rata semua perutnya saking seringnya sit up. Eh tahun-tahun akhir malah pada membuncit lagi.haha Jadi saya pun santai menghadapi orientasi ini....namun ternyata...

To be continued...


Pict: Masjid Daarut Tauhid Bandung. Kami wajib shalat di masjid ini selama program berlangsung.